kita lahir saat bocah-bocah lapar itu bertelanjang dada..
dungu kelihatannya.
perut membuncah..
seolah memuntah darah dalam bisingnya rasa lapar..
bocah-bocah lugu , sang bunga-bunga zaman..
yang seolah merangkai keranda kematian untuk dirinya sendiri..
walau hidup di bawah teriknya matahari..
tetap saja kehangatan tak kau janjikan..
seolah peluru-peluru keji tak bertuan..
tak pernah ingin tahu..
tak pernah merasa pilu..
saat sang bunga zaman..mati sebelum mampu mengindahkan..
bocah-bocah bertelanjang dada yang malang..
bukan salahmu lahir di abad ini..
pun bukan salahmu harus mengecup getirnya hidupmu..
sekalipun hidungmu tak dirancang khusus bau mesiu..
sekalipun telingamu tak di desain untuk desingan senjata..
sekalipun perutmu tak ditambahi dengan karet..
kau mampu..
kau mampu bertahan..walau terkadang kau harus selesai..
meski belum sempat kau berkembang..
hei bunga zaman..
matahari itu terlalu ringan..
senjata itu tak lebih dari sebuah pucuk layu..
kelaparan hanyalah dongeng semu..
tangis darah hanyalah opera sabun yg akan bertemu endingnya..
kau adalah anugerah..
sekalipun hanya aku dan angin yang memahaminya..
kita adalah bunga zaman yang sama..
mungkin aku sedikit lebih beruntung..
atau justru kau yang lebih beruntung..
karena kau dipercaya oleh-Nya..
untuk tumbuh di medan yang lebih tangguh..
wahai bunga zaman..
aku bisa mati kalau kau terus menangis..
kelopakku sudah terlalu sayu , hatiku lumpuh teriris sembilu..
kelu sudah lidahku..
tak mampu kumatikan pembunuh berpeluru itu..
bertahanlah..
kau mampu..
karena kau adalah bunga zaman pilihan.
yang tidak tumbuh di atas pengkhianatan atas sebuah kebenaran..
dungu kelihatannya.
perut membuncah..
seolah memuntah darah dalam bisingnya rasa lapar..
bocah-bocah lugu , sang bunga-bunga zaman..
yang seolah merangkai keranda kematian untuk dirinya sendiri..
walau hidup di bawah teriknya matahari..
tetap saja kehangatan tak kau janjikan..
seolah peluru-peluru keji tak bertuan..
tak pernah ingin tahu..
tak pernah merasa pilu..
saat sang bunga zaman..mati sebelum mampu mengindahkan..
bocah-bocah bertelanjang dada yang malang..
bukan salahmu lahir di abad ini..
pun bukan salahmu harus mengecup getirnya hidupmu..
sekalipun hidungmu tak dirancang khusus bau mesiu..
sekalipun telingamu tak di desain untuk desingan senjata..
sekalipun perutmu tak ditambahi dengan karet..
kau mampu..
kau mampu bertahan..walau terkadang kau harus selesai..
meski belum sempat kau berkembang..
hei bunga zaman..
matahari itu terlalu ringan..
senjata itu tak lebih dari sebuah pucuk layu..
kelaparan hanyalah dongeng semu..
tangis darah hanyalah opera sabun yg akan bertemu endingnya..
kau adalah anugerah..
sekalipun hanya aku dan angin yang memahaminya..
kita adalah bunga zaman yang sama..
mungkin aku sedikit lebih beruntung..
atau justru kau yang lebih beruntung..
karena kau dipercaya oleh-Nya..
untuk tumbuh di medan yang lebih tangguh..
wahai bunga zaman..
aku bisa mati kalau kau terus menangis..
kelopakku sudah terlalu sayu , hatiku lumpuh teriris sembilu..
kelu sudah lidahku..
tak mampu kumatikan pembunuh berpeluru itu..
bertahanlah..
kau mampu..
karena kau adalah bunga zaman pilihan.
yang tidak tumbuh di atas pengkhianatan atas sebuah kebenaran..
Posting Komentar
gapapa komen yang pedas..asal dengan kata-kata CERDAS !