Kalaulah sebuah perjuangan itu membutuhkan alasan , maka Tuhanku ada di posisi pertama.
Kalaulah perjuangan itu masih meminta alasan , maka Rasulku tentu saja ada pada posisi selanjutnya.
Tapi jika roda perjuangan itu tak kunjung berputar atau pun maju karena masih kekurangan alasan , maka mereka , ORANG TUA yang kucintai ada di posisi berharga selanjutnya.
Aku selalu merasa , kebahagiaan itu adalah sesuatu yang absolut.
Kebahagiaan itu adalah hak.
Kebahagiaan itu adalah hasil yang kita kecap dari sebuah proses panjang berupa 'pemantasan' diri untuk bahagia.
Bahagia itu abstrak , dengan definisi yang tak seorang pun pantas mendeskripsikannya.
Dan sebelum kita benar-benar pantas untuk bahagia , maka ada satu kewajiban yang harus ditunaikan oleh kita yang menanti bahagia , yaitu.."DENGAN MEMBAHAGIAKAN ORANG LAIN.."
Kali ini , orang yang benar-benar ingin aku bahagiakan adalah mereka , 2 orang LUAR BIASA yang bekerja begitu keras , berdo'a begitu dalam , dan mencintaiku dengan rasa yang tak berparameter.
Sosok luar biasa yang selalu kunantikan senyum hangatnya.
Yang kurindukan canda tawanya.
Yang selalu ku khawatirkan ketika salah satu nya diuji dengan sebuah penyakit.
Yang selalu mencuri porsi terbanyak dalam tiap sujud-sujud dan do'a yang ku ucapkan pada Tuhanku , Allah SWT.
Mereka adalah Ibu dan Ayah.
Kalian percaya bidadari itu ada ?
Ya..aku sangat percaya.
Dalam bayanganku , kalau pun di surga nanti benar-benar ada bidadari , maka jelmaan dalam wujud manusia nya adalah mereka.Mungkin Tuhan mempertemukan aku , bahkan mungkin kita semua dengan para bidadari kita ini di dunia ini adalah untuk memperlihatkan betapa indahnya surga kalau di dalamnya berisi orang-orang luar biasa seperti para orang tua yang yah..rela melakukan apa saja demi kita yang selalu ada di tiap nafasnya.
Untuk ada disini , di kota juang ini pun , mereka mengambil porsi terpenting dalam hidupku.
Aku yang masih belum menemukan 'guna' ini , masih hidup bertopang di pundak mereka.
Bukan hanya mengenai materi.
Suport yang paling 'sejati' di kala aku benar-benar merasa jatuh juga datang dari 2 bidadari surga ini , yang senantiasa menyemangatiku secara langsung atau tersirat melalui laporan-laporan yang diadukannya pada Tuhan , Allah SWT..
Setiap hujan turun , aku selalu berlari ke arah jendela atau terpaku di tiang-tiang teras kosan.
Aku merasa , rintik-rintiknya hadir membawa pesan yang dititipkan oleh 2 bidadariku.
Pesan-pesan sederhana yang hanya dapat ku lumat dengan hati.
Seolah di tiap tetesnya meretas kata per kata yang di rajut menjadi makna-makna sederhana.
Mungkin hanya seutas rindu , tapi rindu yang menukik jauh di relung-relung gersang yang merindukan embun kasih dari mereka.
Atau hanya sepotong rasa khawatir tapi sangat terdengar getir dan memelintir.
Atau hanya sebongkah harap yang membuat hatiku berderap-derap.
Aku merasa , salah satu alasan mengapa aku hidup di dunia ini adalah untuk membuat mereka bahagia.Sayangnya , terkadang aku terlalu rapuh atau pandanganku terlalu fana untuk menarik segaris senyum berharga dari 2 bidadari surga ini.
Terkadang , aku terlalu banyak mengeluh atau bahkan menutut atau justru membuat mereka kecewa dengan usahaku yang tidak benar-benar kuusahkan.
Berbanding terbalik sekali dengan semangat juang mereka yang membara.
Tak peduli apa yang terjadi , tak peduli apa yang merintang..bahaya apa yang merentang , yang mereka tahu hanyalah berjuang.
Mereka tak ingin aku kekurangan.
Sedangkan aku ? belajar untuk beberapa lembar saja sudah menyudahinya dengan sebuah tidur panjang hingga pagi.
Membuat sia-sia , lalu menyesal dengan sangat tidak berguna.
Mereka pontang panting mencari materi.
Sedangkan aku ? terlalu banyak bermain dan melupakan betapa pentingnya dan betapa menentukannya ujian di esok hari.Sehingga nilai yang mengecewakan yang mampu ku anugerahi.
Masih banyak kekecewaan yang ku bagi pada mereka.
Sungguh demi langit yang menjulang dan cakrawala yang membentang , aku tak ingin mereka merasa kekecewaan yang lebih.
Kalau saja kecewa mereka dapat di alihkan , maka aku adalah orang terpantas untuk menggantikannya.
Demi tanah yang mencintai kehidupan , sungguh aku tak ingin Tuhanku murka hanya karena aku membuat bidadariku marah.
Demi apa pun di dunia ini , aku hanya ingin 2 bidadari itu tersenyum bangga dan berkata pada orang lain di sebelahnya suatu hari kelak.."Itu anak kami..anak kami yang luar biasa.."
Hanya untuk mereka , bahagia.
Itu saja.
(Bandar Lampung,3 Juli 2011)
Kalaulah perjuangan itu masih meminta alasan , maka Rasulku tentu saja ada pada posisi selanjutnya.
Tapi jika roda perjuangan itu tak kunjung berputar atau pun maju karena masih kekurangan alasan , maka mereka , ORANG TUA yang kucintai ada di posisi berharga selanjutnya.
Aku selalu merasa , kebahagiaan itu adalah sesuatu yang absolut.
Kebahagiaan itu adalah hak.
Kebahagiaan itu adalah hasil yang kita kecap dari sebuah proses panjang berupa 'pemantasan' diri untuk bahagia.
Bahagia itu abstrak , dengan definisi yang tak seorang pun pantas mendeskripsikannya.
Dan sebelum kita benar-benar pantas untuk bahagia , maka ada satu kewajiban yang harus ditunaikan oleh kita yang menanti bahagia , yaitu.."DENGAN MEMBAHAGIAKAN ORANG LAIN.."
Kali ini , orang yang benar-benar ingin aku bahagiakan adalah mereka , 2 orang LUAR BIASA yang bekerja begitu keras , berdo'a begitu dalam , dan mencintaiku dengan rasa yang tak berparameter.
Sosok luar biasa yang selalu kunantikan senyum hangatnya.
Yang kurindukan canda tawanya.
Yang selalu ku khawatirkan ketika salah satu nya diuji dengan sebuah penyakit.
Yang selalu mencuri porsi terbanyak dalam tiap sujud-sujud dan do'a yang ku ucapkan pada Tuhanku , Allah SWT.
Mereka adalah Ibu dan Ayah.
Kalian percaya bidadari itu ada ?
Ya..aku sangat percaya.
Dalam bayanganku , kalau pun di surga nanti benar-benar ada bidadari , maka jelmaan dalam wujud manusia nya adalah mereka.Mungkin Tuhan mempertemukan aku , bahkan mungkin kita semua dengan para bidadari kita ini di dunia ini adalah untuk memperlihatkan betapa indahnya surga kalau di dalamnya berisi orang-orang luar biasa seperti para orang tua yang yah..rela melakukan apa saja demi kita yang selalu ada di tiap nafasnya.
Untuk ada disini , di kota juang ini pun , mereka mengambil porsi terpenting dalam hidupku.
Aku yang masih belum menemukan 'guna' ini , masih hidup bertopang di pundak mereka.
Bukan hanya mengenai materi.
Suport yang paling 'sejati' di kala aku benar-benar merasa jatuh juga datang dari 2 bidadari surga ini , yang senantiasa menyemangatiku secara langsung atau tersirat melalui laporan-laporan yang diadukannya pada Tuhan , Allah SWT..
Setiap hujan turun , aku selalu berlari ke arah jendela atau terpaku di tiang-tiang teras kosan.
Aku merasa , rintik-rintiknya hadir membawa pesan yang dititipkan oleh 2 bidadariku.
Pesan-pesan sederhana yang hanya dapat ku lumat dengan hati.
Seolah di tiap tetesnya meretas kata per kata yang di rajut menjadi makna-makna sederhana.
Mungkin hanya seutas rindu , tapi rindu yang menukik jauh di relung-relung gersang yang merindukan embun kasih dari mereka.
Atau hanya sepotong rasa khawatir tapi sangat terdengar getir dan memelintir.
Atau hanya sebongkah harap yang membuat hatiku berderap-derap.
Aku merasa , salah satu alasan mengapa aku hidup di dunia ini adalah untuk membuat mereka bahagia.Sayangnya , terkadang aku terlalu rapuh atau pandanganku terlalu fana untuk menarik segaris senyum berharga dari 2 bidadari surga ini.
Karena kebahagiaan mereka adalah tanggung jawab bagiku.
Yang apabila tidak ku tunaikan , maka tidaklah sempurna bahagia yang kurasakan.
Terkadang , aku terlalu banyak mengeluh atau bahkan menutut atau justru membuat mereka kecewa dengan usahaku yang tidak benar-benar kuusahkan.
Berbanding terbalik sekali dengan semangat juang mereka yang membara.
Tak peduli apa yang terjadi , tak peduli apa yang merintang..bahaya apa yang merentang , yang mereka tahu hanyalah berjuang.
Mereka tak ingin aku kekurangan.
Sedangkan aku ? belajar untuk beberapa lembar saja sudah menyudahinya dengan sebuah tidur panjang hingga pagi.
Membuat sia-sia , lalu menyesal dengan sangat tidak berguna.
Mereka pontang panting mencari materi.
Sedangkan aku ? terlalu banyak bermain dan melupakan betapa pentingnya dan betapa menentukannya ujian di esok hari.Sehingga nilai yang mengecewakan yang mampu ku anugerahi.
Masih banyak kekecewaan yang ku bagi pada mereka.
Sungguh demi langit yang menjulang dan cakrawala yang membentang , aku tak ingin mereka merasa kekecewaan yang lebih.
Kalau saja kecewa mereka dapat di alihkan , maka aku adalah orang terpantas untuk menggantikannya.
Demi tanah yang mencintai kehidupan , sungguh aku tak ingin Tuhanku murka hanya karena aku membuat bidadariku marah.
Demi apa pun di dunia ini , aku hanya ingin 2 bidadari itu tersenyum bangga dan berkata pada orang lain di sebelahnya suatu hari kelak.."Itu anak kami..anak kami yang luar biasa.."
Hanya untuk mereka , bahagia.
Itu saja.
(Bandar Lampung,3 Juli 2011)
Posting Komentar
gapapa komen yang pedas..asal dengan kata-kata CERDAS !