Tuhan menciptakan setiap manusia dengan edisi yang berbeda.
Tidak hanya dari tampak luar , tapi 'isi' dari tiap pribadi umat-Nya pun dicetak tak seragam.
Mungkin kita dilahirkan dengan corak yang terang , sementara yang lain ditakdirkan membawa cerahnya kegelapan.
Tapi bukankah tidak akan pernah ada yang terang , jika gelap tak pernah tercipta ?
Lalu apa lagi yang kita gelisahkan ?
Terlepas dari cerita mengenai betapa luar biasa akal , sampai kapan pun kita tidak akan pernah tahu kenapa Tuhan memilih kita untuk hidup di dunia-Nya yang begitu luar biasa.Kita tidak pernah tahu kenapa Tuhan memilihkan suatu agama untuk kita anut.Pun pasti kita tidak paham mengapa Tuhan menghadiahkan warna kulit yang demikian pada kita.Atau mengapa bagian tubuh kita tidak seperti yang lain.Atau kita pernah bertanya , mengapa Tuhan memberikan kita orang tua seperti mereka yang sekarang berstatus orang tua kita.
Kita selalu bertanya-tanya.
Makin banyak kita bertanya , maka makin kental jawaban yang terpatri di diri kita.
Bahwa , AKAL KITA TERLALU LEMAH.
Ya , Lemah.
Kalian tidak sedang salah baca.
Aku menulisnya dengan sangat jelas.
Kita tidak akan menemukan jawaban.
Ketidaksyukuran kita ini terlalu banyak mencampuri urusan Tuhan , mencampuri kehendak Tuhan.
Dunia sejuta kata , dunia dandelion.
Manusia itu dihadiahkan oleh Tuhan , rasa yang tidak puas.
Makin lama kita hidup , makin lama ketidakpuasan diri itu akan menjadi-jadi.
Karena setiap harinya kita akan bertemu pribadi baru yang berbeda dengan kita.
Sesungguhnya tidak ada batasan untuk sebuah kesempurnaan.
Kalaupun ada , yah..akal kita terlalu lemah untuk menjamahnya.
Itu hanya punya Tuhan..Allah SWT.
Setiap harinya , kita selalu bertemu dengan orang yang DALAM PANDANGAN KITA jauh seribu kali lebih berdaya , lebih sempurna , lebih luar biasa daripada kita yang kerdil hatinya ini.
Kita adalah manusia yang tidak adil.
Kita jauh lebih rajin untuk menghitung kekurangan kita.
Bermenit hingga berjam bahkan berhari pun kita ikhlas untuk menjumlahkan betapa banyak kekurangan kita.
Betapa tidak sempurnanya kita dibanding orang lain.
Sedangkan untuk menghitung nikmat ?
Memang kita tidak akan mampu menghitungnya , tapi hati kita lebih berat untuk TIDAK MAU menghitung nikmat yang sudah kita dapat kan.
Rasa ketidakpuasan terkadang terlalu binal.
Ia mengalahkan rasa syukur yang lebih agung.
Nilailah orang sewajarnya,dan resapkan dalam hati bahwa dia pun sama dengan kita.
Juga tidak terlahir sempurna.
Hanya saja , mata dan mata hati kita terkadang belum berkesempatan untuk melihat busuknya.
Syukurilah apa yang kita punya sekarang.
Rasa syukur itu bukanlah suatu kepasrahan.
Bukan pula bentuk kekalahan dari sebuah keinginan.
Rasa syukur menaikkan derajat kita sebagai manusia yang pandai berterima kasih.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan rasa ketidakpuasan.Jadikan rasa ketidakpuasan itu sebagai pacuan kita untuk maju , untuk berjuang lebih baik.Tapi rasa ketidakpuasan itu akan menjadi sesuatu yang salah ketika kadarnya jauh melampaui rasa syukur yang bisa memproteksi hati kita dari penyakit kronik bernama sombong,angkuh dan takabur.
Proteksi hati , karena akal tak akan ada makna nya ketika ia tidak ditunjang oleh hati.
dan jadilah diri sendiri.
Percuma saja jika kita berusaha menjadi orang lain.
Kita TIDAK AKAN pernah sama.
Sekeras apa pun kita berusaha untuk sama , maka sekeras itu pula kita akan menyadari bahwa kita benar-benar BERBEDA.
Yakin dan percayalah , bahwa Tuhan menciptakan kita dengan sangat ISTIMEWA.
Tuhan tidak menciptakan kita dengan bentuk atau pun kondisi seperti ini dengan tanpa alasan.
Tuhan tidak menciptakan kita hanya sebagai PELENGKAP DUNIA , tapi dunia TIDAK AKAN LENGKAP KALAU KITA TIDAK PERNAH ADA.
فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
(Qs Ar-Rahman : 55)
(Bandar Lampung,22 Juni 2011)
Tidak hanya dari tampak luar , tapi 'isi' dari tiap pribadi umat-Nya pun dicetak tak seragam.
Mungkin kita dilahirkan dengan corak yang terang , sementara yang lain ditakdirkan membawa cerahnya kegelapan.
Tapi bukankah tidak akan pernah ada yang terang , jika gelap tak pernah tercipta ?
Lalu apa lagi yang kita gelisahkan ?
Terlepas dari cerita mengenai betapa luar biasa akal , sampai kapan pun kita tidak akan pernah tahu kenapa Tuhan memilih kita untuk hidup di dunia-Nya yang begitu luar biasa.Kita tidak pernah tahu kenapa Tuhan memilihkan suatu agama untuk kita anut.Pun pasti kita tidak paham mengapa Tuhan menghadiahkan warna kulit yang demikian pada kita.Atau mengapa bagian tubuh kita tidak seperti yang lain.Atau kita pernah bertanya , mengapa Tuhan memberikan kita orang tua seperti mereka yang sekarang berstatus orang tua kita.
Kita selalu bertanya-tanya.
Makin banyak kita bertanya , maka makin kental jawaban yang terpatri di diri kita.
Bahwa , AKAL KITA TERLALU LEMAH.
Ya , Lemah.
Kalian tidak sedang salah baca.
Aku menulisnya dengan sangat jelas.
Kita tidak akan menemukan jawaban.
Ketidaksyukuran kita ini terlalu banyak mencampuri urusan Tuhan , mencampuri kehendak Tuhan.
Dunia sejuta kata , dunia dandelion.
Manusia itu dihadiahkan oleh Tuhan , rasa yang tidak puas.
Makin lama kita hidup , makin lama ketidakpuasan diri itu akan menjadi-jadi.
Karena setiap harinya kita akan bertemu pribadi baru yang berbeda dengan kita.
Sesungguhnya tidak ada batasan untuk sebuah kesempurnaan.
Kalaupun ada , yah..akal kita terlalu lemah untuk menjamahnya.
Itu hanya punya Tuhan..Allah SWT.
Setiap harinya , kita selalu bertemu dengan orang yang DALAM PANDANGAN KITA jauh seribu kali lebih berdaya , lebih sempurna , lebih luar biasa daripada kita yang kerdil hatinya ini.
Kita adalah manusia yang tidak adil.
Kita jauh lebih rajin untuk menghitung kekurangan kita.
Bermenit hingga berjam bahkan berhari pun kita ikhlas untuk menjumlahkan betapa banyak kekurangan kita.
Betapa tidak sempurnanya kita dibanding orang lain.
Sedangkan untuk menghitung nikmat ?
Memang kita tidak akan mampu menghitungnya , tapi hati kita lebih berat untuk TIDAK MAU menghitung nikmat yang sudah kita dapat kan.
Rasa ketidakpuasan terkadang terlalu binal.
Ia mengalahkan rasa syukur yang lebih agung.
Nilailah orang sewajarnya,dan resapkan dalam hati bahwa dia pun sama dengan kita.
Juga tidak terlahir sempurna.
Hanya saja , mata dan mata hati kita terkadang belum berkesempatan untuk melihat busuknya.
Syukurilah apa yang kita punya sekarang.
Rasa syukur itu bukanlah suatu kepasrahan.
Bukan pula bentuk kekalahan dari sebuah keinginan.
Rasa syukur menaikkan derajat kita sebagai manusia yang pandai berterima kasih.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan rasa ketidakpuasan.Jadikan rasa ketidakpuasan itu sebagai pacuan kita untuk maju , untuk berjuang lebih baik.Tapi rasa ketidakpuasan itu akan menjadi sesuatu yang salah ketika kadarnya jauh melampaui rasa syukur yang bisa memproteksi hati kita dari penyakit kronik bernama sombong,angkuh dan takabur.
Proteksi hati , karena akal tak akan ada makna nya ketika ia tidak ditunjang oleh hati.
dan jadilah diri sendiri.
Percuma saja jika kita berusaha menjadi orang lain.
Kita TIDAK AKAN pernah sama.
Sekeras apa pun kita berusaha untuk sama , maka sekeras itu pula kita akan menyadari bahwa kita benar-benar BERBEDA.
Yakin dan percayalah , bahwa Tuhan menciptakan kita dengan sangat ISTIMEWA.
Tuhan tidak menciptakan kita dengan bentuk atau pun kondisi seperti ini dengan tanpa alasan.
Tuhan tidak menciptakan kita hanya sebagai PELENGKAP DUNIA , tapi dunia TIDAK AKAN LENGKAP KALAU KITA TIDAK PERNAH ADA.
فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
(Qs Ar-Rahman : 55)
(Bandar Lampung,22 Juni 2011)


Posting Komentar
gapapa komen yang pedas..asal dengan kata-kata CERDAS !