dan pada akhirnya

Senin, 26 September 2011 05.36 by SHINTA TRILUSIANI
Cinta itu akan terasa berat saat kehilangan mulai berjalan mendekat lalu mendekapnya erat..

untuk seseorang bernama..KAKAK.
Kalau difikir-fikir, meski jujur rasanya agak enggan aku berfikir..sudah berapa tahun aku hidup bersamanya di rumah. Rasanya sedikit sekali waktu damai diantara kami berdua. Cukuplah berfikir yang tidak-tidak teman. Lelaki beruntung yang disebut di tulisan ini adalah kakakku yang pertama. Si bebal, tukang bikin gaduh, usil, jahil, nakal, rese, jelek, bau, pokoknya semua yang jelek-jelek deh. Ya Tuhan, aku bahkan lupa kapan terakhir kali aku berbicara dengan 'baik' dengan dia. Aku dan si kakak tidak bisa dibilang kakak adik yang dekat. Tapi tidak pula bisa dibilang kakak adik yang saling acuh. Walau memang pada kenyataannya terlihat begitu dari permukaan.



Dia adalah orang yang paling senang menghinaku. Walau akhirnya aku tahu, betapa dia bangga menceritakan namaku pada teman-temannya dan segenap pacarnya.

Dia tidak pernah berbicara halus kepadaku. Terkadang, semburat iri membumbung di atas ubun-ubun kepalaku ketika melihat seorang kakak begitu lembut santunnya kepada sang adik. Walau pada akhirnya aku tahu, hatinya jauh lebih tulus dibanding kata-kata kasar yang sering dihujaninya padaku.

Dia tidak pernah menunjukkan kepeduliannya padaku. Bahkan cenderung kalau bisa, dia ingin membuangku dari rumah. Lucu sekali rasanya, jika ingat waktu kecil aku pernah menangis sesegukan karena tidak diakui adik kandung oleh versi kakakku. Cukup puas bahkan aku hapal semua skenario sinetron kacangan yang ia rancang sendiri, mulai dari kisah aku ditemukan di kotak sampah, aku ini anak tukang jamu, ditemuin di kantong plastik dan yah..segenap cerita tragis lainnya. Ia memang selalu tampak tak peduli, walau pada akhirnya aku tahu, selimut egolah yang membungkamnya terlalu erat.

Dia sangat senang melihatku menangis. Walau kenyataannya, dia adalah orang pertama yang maju ketika ada orang lain yang membuatku menangis.

Dia sangat senang menjahiliku. Walau sesungguhnya, dia rela bermasalah saat ada orang lain yang menyakitiku.


Dia adalah orang yang paling senang mencuri makanan yang aku depositkan di dalam kulkas. Walau pada akhirnya, dia rela memberikan uang ratusan ribu hanya untuk melihatku berpakaian baru.

Dia adalah orang dewasa dalam umur yang paling kekanakan yang pernah kutemui. Walau pada kenyataannya, saat ada masalah terutama masalah keluarga, dia adalah orang kedua yang kucari setelah ibu. Betapa dia memikirkan harga diri keluarga.


Ah entah pakai kata-kata apa lagi aku harus menggambarkan betapa menyebalkannya dia.
Semakin aku membenci, maka semakin tak pantas jika aku enggan untuk mengakui rasa sayang yang jauh lebih membuncah. Entah bagaimana nanti, saat ada seorang wanita beruntung yang hidup bersama dengan lelaki semenyebalkan, menjengkelkan, jelek, bau, jahil, galak seperti dia. Dan aku?
Mungkin akan kehilangan teman perangku yang paling menyebalkan.

hmm.. bodoh.
aku pasti rindu.

(Bandar Lampung,26 September 2011)

2 Response to "dan pada akhirnya"

  1. 138 Says:

    :') kangen kakak jadiny.. haha

  2. tikamusfita Says:

    pengen punyo kakak ambo ee... :')

Posting Komentar

gapapa komen yang pedas..asal dengan kata-kata CERDAS !