teman, sahabat ataukah sebatas 'kenal'

Sabtu, 03 November 2012 18.28 by SHINTA TRILUSIANI
adalah menyedihkan..sungguh.
Ketika kita mendapati kenyataan yang tak seindah harapan.

adalah memilukan..
Ketika kecewa berkecamuk begitu dalam.

adalah menyakitkan..
Ketika merasa cukup berarti, nyatanya tak ada yang peduli.
Perih yang tak terperi..
Jika saja airmata mampu melukiskan rasa..
Sungguhlah ia berubah menjadi merah saga..

Ada masa dimana kita merasa memiliki banyak teman. Tidak kurang.
Setiap harinya tertawa bahagia meramu kisah keakraban yang indah.
Tak pula kurang jumlah sahabat yang setiap harinya hadir dalam jenak-jenak tawa.
Mengisi tiap-tiap waktu yang bergulir dengan syahdu.
Hilir mudik orang yang mengenal kita pun juga ikut meramaikan hari-hari berseri.
Namun, terkadang, kondisi ini menjebak kita dalam sebuah definisi palsu.
Akan makna pertemanan..makna persahabatan..atau hanya semata kenal.

Inilah sumbernya kecewa. Ketika harap kita gantungkan terlampau tinggi pada mereka yang lemah.
Pada mereka yang terkadang tak nyata. Pada mereka yang mungkin hanyalah semilir angin yang akan segera berlalu. Meninggalkan kesejukan yang faktanya palsu.
Sungguhkah faktanya yang palsu? Ataukah mata yang kurang jeli menangkap arti?

Manusia itu ladangnya kecewa. Mungkin mereka tidak pernah menabur harap, hanya saja.. kita yang terlalu berharap pada harapan yang tak pernah tertanam.

Teman.
Senandungnya berkisah banyak. Mengenai langit dan awan. Mengenai awan dan hujan. Mengenai hujan dan bumi. Pun mengenai bumi dan kisah di anak-anak yang terhampar dalam sebuah kanvas yang diukir oleh kuas. Terdengar indah? namun terkadang tidak seindah itu.

Teman adalah mereka yang mendengarkan keluh kesahmu, yang menemani hari-harimu, yang siap membantu kesulitanmu. Namun sahabat lebih dari itu. Jumlahnya tak akan banyak. Karena tak banyak yang mampu melakoni peran suci ini. Jika teman adalah mereka yang memahami masalahmu ketika engkau bercerita padanya, maka sahabat adalah orang yang akan memahamimu bahkan ketika tak sedikit pun engkau bercerita padanya.

Persahabatan itu layaknya kisah penduduk langit yang dirindukan masyarakat bumi. Siapa yang tidak bahagia dicintai begitu sangat oleh saudaranya? Menjadi mozaik yang tak boleh hilang walau secuil kepingannya.
Layaknya cinta..akan begitu pedih ketika kita menyadari bahwa kenyataannya itu hanyalah dari 1 sisi saja.

Ketika kita benar-benar berada pada titik 'membutuhkan', maka kita akan dapat melihat..wajah asli dari mereka yang kita temui apakah tetap tinggal atau justru meninggalkan..
apakah teman, sungguhkah sahabat atau hanya sebatas kenal.
Pilihan ketiga, sangatlah menyakitkan.

Tapi itulah kenyataan. Angkat kepala, face the world..face the fact.
Jadikan intropeksi..Mungkin ada yang salah dalam perlakuan kita padanya.
Mungkin juga kita yang menyalah artikan kedekatan dengannya selama ini. Harapan yang terlalu membumbung, padahal nyatanya hanyalah sebongkah asap yang akan segera menghilang. Jika kita paham rasa sakitnya, maka tak pantas kita perlakukan rasa sakit itu pada orang lain.
Perlakukanlah orang lain seperti apa kita ingin diperlakukan. Belajarlah..untuk mencintai sahabatmu. Karena jika telah tergores sebentuk luka, pedihnya akan terasa.
Bahkan ketika luka itu telah tertutup rapat.


Persahabatan itu bukan berarti pertemuan dengan intensitas setiap hari.
Selalu bersama kemana-mana juga bukan pula indikatornya.

Tapi persahabatan itu adalah ada atau tidak disaat kita membutuhkan atau bahkan disaat kita tidak membutuhkan.
Persahabatan itu bukanlah orang yang selalu mendukung apa pun yang kita putuskan padahal kenyataannya merupakan sebuah kesalahan.
Tapi sahabat itu adalah dia yang selalu ada untuk mengingatkan. Karena jika benar cinta, maka ia tak kan rela melihat sahabatnya larut tak terselamatkan dalam kesalahan.


*dalam kegamangan intropeksi, slalu belajar untuk menjadi sahabat yg baik.
Bandar Lampung, 4 November 2012

0 Response to "teman, sahabat ataukah sebatas 'kenal'"

Posting Komentar

gapapa komen yang pedas..asal dengan kata-kata CERDAS !