Berkah Akhir Tahun

Senin, 16 Februari 2015 23.35 by SHINTA TRILUSIANI
Ehaaaaayyyy!!! (nyapa sok akrab)
Saya selalu malu saat menyadari bahwa saya memiliki blog yang hampir cukup sangat lama saya tinggalkan. Karena saya adalah tipikal orang yang harus 'mengikat' ide dan kreatifitas melalui tulisan (sebelum lupa) seharusnyaaaa dan ideaaalnyaaa blog ini adalah wadahnya. Tapi..tapi tapiii...

Tapi apalah. Seorang shinta ini sangat sibuk. Sibuk galau, ya itulah agenda saya beberapa bulan terakhir. GALAU. Setelah stase kedokteran komunitas berakhir, maka berakhir pula masa kepaniteraan klinik saya di rumah sakit dan puskesmas. Rasanya, ahm yaaa seperti salad Indonesia. Antara senang karena semua proses yang telah dilewati dan sedih karena proses panjang ini telah menghasilkan sebuah embrio bernama kenangan, yang sejak awal tanpa sadar telah berimplantasi, lalu menghujam sangat dalam.

Itukah akar dari pucuk-pucuk kegalauan yang memporak-porandakan hidup beberapa bulan terakhir? Oh tentu bukan. Galaunya berpisah dengan kepaniteraan klinik masih sangat elegan. Galau yang masih cool gitulah, se-cool juntaian rambutnya subaru okiya yang kena efek angin-angin.

Pada hari pengumuman kelulusan kepaniteraan klinik, kami dikumpulkan di aula rumah sakit. Hampir semua konsulen dan dokter-dokter : guru-guru kami berkumpul. Aura yang terpancar di dalam ruangan itu terasa berbeda, MENCEKAM! *dicapslockbiardramatis* tapi semua guru-guru kami tampak ramah. Saya benar-benar takut menunggu pengumuman kelulusan kepaniteraan ini. Namun salah seorang konsulen idola saya seolah memberikan kode bahwa semua akan baik-baik saja dan sesekali tampak tertawa melihat saya yang sedang mengeluarkan jurus propofol : jurus penenang. #bodoamatistilahgw

Alhamdulillah, Dia Yang Maha Baik masih meridhoi saya untuk lulus dari kepaniteraan klinik. Tapi perjuangan belumlah usai -mungkin lebih tepatnya- baru akan dimulai. Kami masih harus melewati exit exam dari fakultas. Exit exam fakultas berupa ujian CBT dan OSCE yang menyerupai ujian UKMPPD yang sebenarnya. Jika lulus exit exam fakultas, kami baru diperkenankan untuk ikut UKMPPD. Oh ya, saya belum sempat mengenalkan kalian dengan sahabat perjuangan baru ini.

UKMPPD adalah ujian kompetensi mahasiswa profesi pendidikan dokter, yang merupakan sebuah ujian kompetensi yang harus dilalui sebelum menapaki tahap selanjutnya yakni internship. Masih panjang kan? HAHAHA tentu saja -__-

Karena itu, setelah mengetahui pengumuman akan diadakannya exit exam fakultas, saya dan gank koass pemalu (teman superkoassan) mulai mengatur strategi perang. Kami merencanakan untuk belajar di rumah rani ubur-ubur dan siap membakar semua soal dengan semangat membara luar biasaaaaaahhh, MERDEKAAA! *walaupun pada kenyataannya tidak sekeren itu* HAHAHA..krik

Tumpukan soal-soal itu mulai kami gigiti satu per satu. Ibarat rayap yang memakan sepihan kayu, kami melahap soal-soal itu tanpa menyisakan sedikit pun. Iya, melahap dalam arti sesungguhnya. Antara laper dan mungkin jelmaan siluman rayap.

Hari ujian exit exam fakultas pun tiba. Saya fikir ini hanya latihan sebelum menghadapi UKMPPD, hanya 'bercanda'. Namun ketika merasakan ujiannya saya baru yakin INI UJIAN BENERAAANN T__T
Saya dan gank koass pemalu  pasrah setelah ujian. Ya pasrah dan berharap jalan kami masih dilapangkan.

Dan Allah menyambut doa dan usaha kami dengan kabar gembira. Bukan mengenai ekstrak kulit manggis, alhamdulillah Dia masih mengizinkan kami lanjut ke tahap selanjutnya. Saya dan gank koass pemalu lulus ujian exit exam fakultas.

Semangat kami tidak boleh kendur, tidak boleh padam. Karena waktu yang kami miliki untuk mempersiapkan tidak begitu banyak. Kami langsung melanjutkan perjuangan untuk mengikuti UKMPPD. Tujuan kami hanya satu : LULUS!

Setiap hari kami mulai belajar kelompok (masih) di rumah rani ubur-ubur. Kelompok kami kedatangan 3 orang senior baik hati sebagai anggota belajar baru yang ikut belajar bersama kami, sehingga kami merubah nama kelompok menjadi gank study hard *entahapaini* *sibukgantinama*

Rutinitas belajar setiap hari pun dimulai. Dari awal kami menyamakan persepsi dan menyatukan komitmen, bahwa ini perjuangan kami bersama, lebih baik berdarah-darah sekarang daripada bersimbah air mata nanti.. *mateeeiiii

Kami mulai belajar dari pagi hari hingga sore hari. Setengah hari belajar bersama dan setengah malamnya dipakai untuk belajar sendiri, karena masing-masing anggota belajar memiliki kewajiban membuat pembahasan soal dikeesokan harinya. Hujan badai tidak menghalangi. Setiap harinya melakukan hal yang sama.
Cape?  Iyalah.
 Jenuh? Gak usah ditanya.
Kurang tidur? Haaa?? Tidur? Apa itu? Kosa kata baru???

Dan pada akhirnya...kami mulai tumbang satu persatu.
Beberapa dari anggota gank study hard mulai sakit, dan saya salah satunya. Awalnya saya merasa sehat, kuat dan keren tapi lama-lama..suhu badan yang semakin meningkat, kepala yang terasa semakin berat, batuk yang mencekat mulai menyadarkan saya akan fisik yang tidak boleh dipaksakan.

Sayangnya justru sakit di hari ujian. Ya, kepala cekot cekot yang berkolaborasi dengan soal ujian memang merupakan kombinasi duet yang pas. Pas untuk membunuh perlahan T__T
Lagi-lagi saya pasrah. *kapansihujiangakpasrah*

Soal-soal ujian tersebut masih membayangi seluruh isi kepala saya. Ya seperti orang jatuh cinta yang selalu terbayang-bayang wajah orang yang disukainya, seperti itu saya terbayang-bayang soal-soal ujian CBT. Cuma bedanya orang yang jatuh cinta akan tersenyum mengingat orang yang disukainya, sedangkan membayangkan soal-soal CBT? Saya hanya bisa menggaruk-garuk dinding ketika sel-sel syaraf di otak menciptakan sewujud bayangan bernama soal, begitu nyata.

Seminggu setelahnya, kami kembali harus melewati ujian nasional OSCE, berupa ujian praktik kedokteran, berupa simulasi kasus dan penanganannya. Waktu untuk mempersiapkannya terasa sangat kurang. Ah, namanya juga ujian, kapanlah shinta bisa merasa waktu persiapannya cukup -__-
Saya dan gank study hard mempersiapkan ujian ini lebih giat lagi karena waktunya yang hanya seminggu, dan hasilnya? Iya benar sekali, akhirnya saya benar-benar tepar.

Saya mendapat giliran hari kedua saat OSCE. Menurut teman-teman yang mendapat ujian pada hari sebelumnya, soal ujiannya benar-benar unpredictable. Hmm, semakin cemas membayangkan ujian keesokan harinya. Tapi untuk belajar lagi rasanya udah nggak kuat. Ya sudahlah, jurus pamungkas yakni pasrah terpaksa (lagi-lagi) dilakukan.

OSCE nasional pun dilangsungkan. Ah, rasanya nggak sanggup kalo harus menuliskannya lagi. Saya benar-benar merasa tidak seratus persen. Merasa seperti bukan shinta yang selama ini. Merasa yang ujian benar-benar bukan saya. Tidak etis jika saya menyalahkan kondisi fisik yang sedang tidak baik sebagai alasan. Tapi performa saya saat ujian bagi saya benar-benar mengkhawatirkan.

Kebiasaan mahasiswa FK setelah ujian adalah membahasnya! haha dan ya, itulah masa-masa paling galau. Nggak mau denger eh tapi penasaran, kalo denger dan jawabannya beda jadinya galau. Ada banyak jawaban saya yang berbeda dengan teman-teman yang ujian pada hari itu. Rasanya saya kenyang oleh rasa hambar dari perasaan saya saat itu. Saya langsung pulang ke kosan. Menelungkupkan muka di atas bantal dan melupakan makan siang yang sedari tadi sangat saya rindukan. Perlahan, bulir-bulir bening mulai mengalir dari sudut mata saya..

Rasanya saya benar-benar tidak mau bertemu siapa-siapa hari itu. Saya merasa gagal dan entah kenapa rasa lelah yang membuncah itu mulai terasa. Saya merasa apa yang saya perjuangkan selama ini tidak dieksekusi dengan maksimal. Kecewa sekali rasanya.

Seharian orang tua menelpon. Kalau tidak takut mereka khawatir terhadap saya, mungkin saya tidak akan mengangkat telpon dari mereka. Tapi saya tidak dapat berbohong. Ketika mereka menanyakan ujian, saya hanya mampu menjawab dengan tangisan. Malu rasanya kalo ingat saat-saat itu.

Tidak hanya itu, saya mengurung diri di kamar nyaris 3 hari penuh. Pas sekali, saat itu sedang musim hujan, tambah remuk perasaan saya rasanya. Dan yang lebih mengkhawatirkan : saya mulai kehilangan nafsu makan. Saya tidak mau bertemu orang-orang. Saya mulai jatuh pada fase depresi. Saat terbangun tengah malam, saya jadi sering melamun lalu seolah tanpa dikomando, saya meneteskan air mata. Entah apa yang terjadi saat itu, saya benar-benar ada pada titik nadir kejenuhan.

Hanya ada Allah, tempat saya menumpahkan semua perasaan saya yang terasa sangat lelah. Saya benar-benar kerdil mental saat itu. Orang tua pun menjadi khawatir dengan kondisi saya yang benar-benar down.

Bersyukurnya, hal itu berlangsung hanya 3 hari. Hari ke-3 saya mulai acceptance walau terkadang masih sedih bila hal tersebut dibahas kembali. Pada hari itu nafsu makan saya sudah mulai kembali. Teman-teman di koass pemalu juga mulai khawatir dengan kondisi saya, mereka datang menjenguk dan memberi support melalui media komunikasi. Rasanya saya LEBAY SEKALI waktu itu hahaha.
Tiap hari hampir sebulan-an waktu itu, saya memutar lagu Afgan-kumohon. Tapi entah kenapa waktu lagu itu diputar dalam 3 hari pasca OSCE, lagu itu benar-benar bercitarasa air mata.

Seiring berjalannya waktu, saya mulai hidup dengan biasa, santai dan cool seperti sebelumnya. *kantong plastik ada disebelah sana* *silahkan kalo mau muntah*

Dan waktu pengumuman UKMPPD pun tiba. Entah kenapa justru di hari H nya saya justru biasa-biasa saja. Menurut saya waktu itu, pengumuman akan diundur. Tidak akan tepat waktu. Jadilah malam itu saya tertidur dengan lelap, makan dengan tenang. Beda halnya dengan keluarga saya di rumah. Kata Ibuk, sedari jam 3 dini hari Ayah sudah membangunkan kakak ipar untuk melihat pengumuman di internet. Bahkan Ibuk berniat datang ke Bandar Lampung hanya untuk menemani saya membaca pengumuman, khawatir jika nanti hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Ibuk khawatir aku kecewa dan bersedih. Saya merasa berdosa telah membiarkan mereka mengkhawatirkan saya hingga sejauh ini :''

Keesokan harinya, saat sedang membuka tablet, saya melihat ada message dari seorang teman seangkatan di grup angkatan. Bunyinya kurang lebih seperti ini :
"Selamat untuk rekan-rekan 09 yang sudah lulus ukmppd november 2014"
Saya langsung membalas message itu dengan cepat.
"Eh serius dulu, emang udah pengumuman ya?"
Saya langsung membuka web pengumuman UKMPPD dan langsung mendownload pengumumannya. Kaki dan tangan tiba-tiba serasa membeku. Keringat mengucur seirama dengan degupan jantung yang semakin cepat. Saya langsung memasukkan nama di bagian pencarian. SHINTA TRI LUSIANI dan menekan enter.

Sepersekian detik rasanya saya tidak mampu bernafas, dan ketika hasil pencarian menunjukkan nama saya ada rasanya saya benar-benar tidak menginjak bumi lagi. Lega sekali rasanya. Saya langsung menangis, sujud syukur dan bertakbir. Saya melihat handphone saya berkedip dan ada message dari kakak saya.
"Tong itu hasil pengumuman. Buruan telpon ibuk. "

Tubuh saya serasa bergemuruh. Seakan-akan setiap sel-nya mengucap syukur dan bertasbih akan rezeki dari Allah. Saya segera mengambil handphone dan menelpon Ibuk. Ibuk terdengar kaget. Sebenarnya bukan hasil yang beliau takutkan melainkan saya yang beliau khawatirkan. Saya bersyukur memiliki orang tua yang tidak pernah menuntut apa pun terhadap saya.

Di detik berikutnya, saya dan Ibuk mengucap syukur bahagia, menangis seolah jarak yang jauh itu kami rengkuh dalam sebuah pelukan hangat. Terdengar kakak ipar saya juga ikut histeris berbahagia.

Teruntuk pasien-pasien kami di masa depan, percayalah..untuk ada di posisi ini kami sangat bersungguh-sungguh, karena kami sangat menyadari bahwa kami bersinggungan dengan yang 'bernyawa'..perjuangan ini untuk kalian :''

Banyak hal yang saya pelajari dari proses yang baru saja saya lewati. Bahwa memang benar, "tidak ada hasil yang mengkhianati usaha". Tidak perlu takut dan mengkhawatirkan apa-apa yang belum tentu terjadi karena itu hanya akan menyakiti. Tetap berusaha yang terbaik, berdoa, meminta ridho orang tua dan percayalah..bahwa rencana Allah akan selalu indah :')

Terima kasih, Allah..
Lagi-lagi selembar episode hidup baru saja saya lewati..
Sungguh, bila bukan tanpa-Mu, maka tidak akan pernah ada artinya aku..

#latepost

0 Response to "Berkah Akhir Tahun"

Posting Komentar

gapapa komen yang pedas..asal dengan kata-kata CERDAS !