Cerita Di Balik Seminar Berbahaya Mr.RIGHT

Senin, 16 Januari 2012 00.46 by SHINTA TRILUSIANI
Satu kesimpulan yang paling utama dari abis ikut seminar IPPHO SANTOSA adalah SAYA TIDAK BISA TIDUR!!!
Yang terbayang lagi terngiang-ngiang di otak saya cuma apa yang disampaikannya kemarin. Terlepas dari style fashion beliau yang menurut saya sangat-sangat sederhana jika dibanding dengan pendapatan beliau yang memiliki bisnis dimana-mana tentunya. Dan salah satu hal yang membuat saya hanyut dalam seminar kemarin adalah cara dia menyampaikan sebuah hadist atau firman Allah dengan cara yang fleksibel, asik, ringan sehingga mudah masuk ke semua elemen masyarakat. Kesimpulan saya terhadap orang ini adalah dia adalah seorang pendakwah, seorang yang mensyiarkan agamanya, yang nggak butuh peci atau baju koko atau gaya-gaya khas 'ikhwan' tapi justru apa yang dia sampaikan mengena hingga ke hati hingga penontonnya tanpa perlu banyak tanya blablabla mau saja ngikutin apa yang dikatakannya. Dia mampu menanamkan rasa YAKIN dan menurut saya, itulah hal yang sulit ditembus oleh pendakwah-pendakwah di negeri ini!!!

Saya mulai berfikir, bagaimana dia bisa menanamkan pengaruhnya begitu kuat? Hingga yang miskin banyak yg jadi kaya, yang hidup dalam candu rokok LEPAS dari rokok, yang susah melahirkan jadi lancar melahirkan, yang musuhan jadi akur dan ribuan testimoni yang luar biasa setelah mempraktekkan apa yang orang ini sampaikan. Hal ini membuat saya berfikir, karakter apa yang beliau tanamkan? Hal-hal seperti apa yang beliau syiarkan?

Saya akan berbagi kepada anda semua perjalanan 'penemuan' apa sebenarnya resep dan ramuan dibalik seorang IPPHO SANTOSA yang buku-bukunya selalu nangkring diposisi teratas, seminar-seminarnya selalu membuat panitia selalu kekurangan kursi, bermitra dengannya sampai-sampai harus antre, bisnis-bisnisnya menggelegar dimana-mana, tweetnya yang selalu banjir re-tweet, hingga komen dan like di facebook yang bikin capek ngitungnya.
Kharisma yang memang luar biasa.

Sebenarnya, saya memang menyukai karya-karya beliau. Karya-karya yang ringan, santai, mendalam, tidak terkesan menggurui, cerdas dan general. Buku beliau bukan buku agama tapi unsur yang dihadirkan sama sekali tidak bertentangan dengan agama. Awalnya, saya memang ingin ikut seminar beliau di lampung tapi dikarenakan suatu hal saya berhalangan hadir dan berniat hadir di seminarnya yang di bengkulu. Jauh sebelumnya, saya memang telah menuliskan untuk ikut seminar beliau dalam kertas target saya. Sampai akhirnya, takdir mempertemukan saya dengan seminar ini tanggal 15 januari 2012 di kota saya sendiri, kota bengkulu.

Dari pagi, saya memang sudah siap karena belajar dari pengalaman rekan-rekan yang selalu kehabisan kursi seminar. Acara seminar itu jam 12 tapi saya sudah datang ke hotel itu jam 10. Saya memang berniat datang duluan dan berusaha mencari bangku terdepan. Namun, saat saya datang yang lucunya, panitia pun belum ada seorang pun. Terpaksa saya menunggu di mobil bersama ayah dan terlihat sudah sangat mengantuk menunggu. Sekitar jam 11 sudah terlihatlah panitia yang berbaju seragam. Kebetulan, saya memang sekalian membawa proposal mengenai pembangunan mushola di kampus saya, jadi saya mencoba menghampiri mereka dan mencoba menitipkan proposal itu kepada panitia. Mereka menerima dan mencoba menyerahkan proposal ini kepada penanggung jawab acara ini. Lega hati saya.
Tak lama kemudian, datanglah 2 orang ibu. 1 orang ibu terlihat sulit berjalan dan saya mendengarkan bahwa dia habis operasi. Ya Tuhaaan..habis operasi tapi bela-belain datang untuk ikut seminar? ckckck..

Berkat action duluan, saya memang mendapat posisi paling depan yang paling strategis. Saya sudah mengukur kira-kira berapa cm nanti jarak si fenomenal ini dengan saya. Menunggu lalu menunggu dan menunggu lagi tapi beliau tak kunjung datang. Kebetulan rekan disebelah saya adalah seorang alumni UNILA jadi kami sempat berbincang-bincang bercerita tentang UNILA. Ibu-ibu yang tadi pagi datang bersama saya pun ternyata ramah dan hangat sekali. Kami berempat seperti sudah lama saling mengenal. Ah, ternyata Allah mengirimkan 'teman' baru untuk ku diseminar ini :) Walau sebenarnya aku sedikit bingung kenapa ibu-ibu (berdasarkan pengalaman) lebih cepat akrab dengan saya --> ciri-ciri idaman mertua = aamiin :D

Sewaktu saya tanya si ibu-ibu ini dari mana, maka takjub lah saya. Pada awalnya saya mengira saya yang action paling awal dan dengan bangga berhasil mengalahkan panitia. Tapi ternyata ibu-ibu ini datang dari Manna, Bengkulu Selatan yang memakan waktu 3 jam perjalanan ke kota Bengkulu. Belum cukup kekagetan saya, ternyata mbak-mbak alumni UNILA ini juga datang langsung dari Curup yang juga tidak kalah jauh dengan Manna. Saya cukup menelan ludah memikirkannya. Ibu-ibu itu mengaku berangkat dari Manna jam 06.00 WIB dan mbak-mbak itu mengaku sudah bersiap dari pagi juga. Saya cuma geleng-geleng kepala saking takjub.

Seberapa hebat sih manusia fenomenal 1 ini?

Saya kembali melihat jam ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 tapi si 'master kanan' ini tidak kunjung menampakkan wujudnya. Semakin asyik memang jika harus bersabar dalam penantian.
Tapi lama-lama gelisah juga rasanya. Sempat saya berfikir jadi nggak ya seminar ini? *nyaris putus asa* belum *putus nyawa* tidak juga *putus cinta*

Saya,ibu-ibu dan mbak-mbak itu bercerita mengenai keajaiban-keajaiban yang kami alami karena mempraktekkan buku ini. Kami saling berbagi cerita, sampai-sampai salah seorang ibu terlihat menangis mendengarnya. Saya jadi hampir ikut terharu.

Lalu panitia mengajak untuk coffe break terlebih dahulu, kemudian penanggung jawab seminar ini pak Rifai maju ke depan untuk membuka acara seminar. Menarik sekali apa yang disampaikan oleh pak Rifai yang kebetulan juga merupakan pengusaha ini. Semua peserta seminar tampak menikmati apa yang disampaikan pak Rifai, dan tentu saja rela bersabar menanti sang master kanan. Tanpa ada ceremony atau penyambutan menggelegar, tahu-tahu sang master kanan sudah ada disebelah mamas yang terlihat sedang mengatur slide presentasinya. Semua peserta mulai terlihat heboh.

Edaaaannn, dalam bayangan saya beliau ini akan dipanggil secara megah atau musik jeeeng jeeeenggg jeeeengggg gimaanaaa gitu ternyata tahu-tahu beliau sudah ada aja disana. Yang tertangkap oleh mata pertama kali ada gaya nya yang bersahaja, seperti foto-fotonya yang sering kita lihat di fb, twitter atau tv. Jeans khas 'ippho', sepatu kets putih yang lebih keren daripada punya bieber, kemeja putih dan jaket kulit yang sudah sering saya lihat di fotonya, tentu saja lengkap dengan rambut jambul dengan kacamatanya. Super necis!!! Asli ini baru fashion yang nggak alay, nggak kaku tapi tetep sederhana. Harusnya beliau yang dijadikan trendsetter anak-anak muda di negeri ini bukan b*yband yang sering diputer di angkot/tv itu #no.offense.

Saat nyaris semua orang memberikan applause kepada beliau, beliau hanya menundukkan kepala sambil mengucapkan salam dengan kedua telapak tangan yang saling berpapasan. Cool sekali memang.

Saya tetap mencoba untuk tetap fokus dan kembali meluruskan niat. Walau jujur saja, terkadang ada rasa bahagia yang berlebihan, terlebih beliau adalah salah seorang yang saya kagumi.

Sesaat sebelum memulai presentasi, beliau terlihat ikut larut dalam hentakan-hentakan musik yang mulai bergema. Sesekali terlihat tangannya ikut mengepal, muka nya terlihat sarat sedang mengumpulkan semangat dan entah kenapa saya yang melihatnya pun seperti TERTULAR. Pandangannya terlihat begitu yakin dan mantap! Saya merasa, ini akan jadi seminar yang hebat! Semangat itu terasa semakin menggebu hingga ke ubun-ubun!

Beliau memulai seminar ini dengan langkah yang tegap, dan tubuh yang mantap. Sungguh tidak terlihat berlebihan gayanya, walau memang wajahnya dihiasi dengan muka yang serius. Wibawanya tetap terjaga.

Sebelum memulai, beliau meminta peserta untuk merendahkan hatinya, supaya ilmu mudah masuk. Lalu, beliau mulai menyampaikan materi nya. Satu persatu dikupas dengan sangat apik.

Yang sangat menarik perhatian saya adalah ternyata apa-apa yang disampaikan oleh ippho selama ini bukan hanya dari pemikiran beliau semata, tapi dari suri tauladan seluruh alam yakni Rasulullah SAW dan tentu saja firman dari Tuhan seluruh jagat raya, Allah SWT. Memang sesekali beliau juga mengupas kisah sahabat dan orang-orang hebat di dunia.

Beliau memilih menyampaikan hadist-hadist yang shahih tapi tidak dengan gaya yang menggurui. Sekarang saya tahu kenapa si master kanan ini mudah masuk kedalam semua elemen masyarakat, mulai dari pebisnis,notaris,sekretaris, pelukis,scientist bahkan mungkin hingga pengemis. Penyampaiannya general dan tentu saja dapat diterima oleh akal, kalau pun tidak bisa diikuti dengan akal, beliau tidak akan memaksa tapi hanya menganjurkan untuk tidak banyak tanya. Seperti kata beliau.."malu bertanya, sesat dijalan, terlalu banyak tanya, TIDAK JALAN-JALAN.."


Beliau mengajarkan pula bahwa dalam hidup,kita harus memiliki impian alias niat alias visi yang berada di awal dan akan menentukan yang selanjutnya tapi muara dari itu semua adalah ACTION, TINDAKAN. Karena kalau itu semua tanpa tindakan, sama saja dengan angan-angan.

Pada saat menyampaikan materi mengenai sepasang bidadari, lebih terasa aura dahsyatnya. Beliau menjabarkan mengapa kita harus menyayangi orang tua kita. Tidak hanya itu, beliau juga menjabarkan contoh-contoh hubungan bisnis yang membaik dikarenakan hubungan baik dengan orang tua, dan yang pasti beliau memberitahu peserta betapa dahsyatnya do'a orang tua. Dalam sesi ini juga terdapat sesi muhasabah yang sungguh meremuk hati. Beliau juga mengajarkan kita bahwa jika ingin sukses,sukseskan orang lain..ingin kaya, kayakan orang lain. Beliau juga meminta untuk mengikuti ucapan beliau untuk bersalaman pada pasangan dan mendoakan pasangan di depan kita. Memang berpasangan tapi tetap laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan kecuali yang datang suami-istri. Berkali-kali beliau menekankan hal tersebut. Terlihat sekali beliau tidak ingin ada 'hal-hal' yang tidak diinginkan dan yah..beliau saja memang tidak menganjurkan pacaran. Yang udah baca buku beliau tapi masih pacaran, artinya? *jawab sendiri ya*
Saya kagum dengan beliau :)

Banyak pendakwah yang muncul sekarang ini tapi bagi saya semuanya hadir dalam genre yang sama. Bermodalkan kopiah,baju koko,celana dasar, sorban, tasbih yang tak terlupa di tangannya. Tapi bagi saya, mereka akan sulit menimbulkan rasa YAKIN bagi semua elemen masyarakat, makanya tidak banyak bagi saya ustad yang benar-benar 'ustad'.

Ippho hadir dalam 'kemasan' yang berbeda. Bagi saya beliau adalah PENDAKWAH. Beliau adalah seorang yang mampu mensyiarkan agama dengan cara yang cerdas. Dan beliau hanya berani menyampaikan hal-hal yang telah dibuktikannya, kalau dia aja sendiri belum membuktikan, dia tidak berani mengajarkannya.
Yang membuat saya kagum juga kemarin, sewaktu mau minum orange juice, ippho bergerak ke sebelah pengatur slide dan mencari kursi baru minum bukan minum sambil berdiri. Hal kecil seperti ini yang menurut saya termasuk hebat.
Dan disetiap ada musik diantara slidenya, ippho selalu seperti mengumpulkan energi dalam penyampaiannya. Entah kenapa, walaupun tidak makan siang, tidak sedikit pun saya merasa mengantuk,seperti ada saja energi yang terkumpul di dada ini,membuncah dan siap menerima ilmu lagi dari sang master :D



Tidak terasa, sungguh tidak terasa materi yang beliau sampaikan sudah selesai. Peserta diminta untuk action langsung. Peserta pun tidak segan-segan membanting uang yang mereka sedekahkan. Ada yang memberikan handphone, ada yang memberikan uang segepok, anting, dan lain-lain. Yang pasti semua hal yang berharga. Saya takjub sekali melihat beliau mengubah paradigma mereka yang biasanya 'seribu' tapi mendadak menambahkan banyak nol di belakang sedekah mereka. Seandainya seluruh negeri ini berfikir bahwa sedekah itu mutlak, maka saya ragu jumlah orang miskin masih bertambah di negeri ini. "Uang memang punya power. Tapi memang tidak baik apa-apa mengatakan uang. Kartu kredit, atm juga boleh jangan uang terus.." canda sang master kanan.

Selesai seminar semua orang menghambur ke depan untuk minta tanda tangan dan foto. Arrggghh penyesalan terberat saya adalah kenapa saya tidak membawa buku Muhammad sebagai Pedagang yang memang ada di koper saya. Soalnya ippho tidak mau menandatangani buku yang bukan karangan dia dengan alasan menghargai penulisnya. Ah tambah kagum saya, tapi tetap saja saya sedikit galau karena tidak membawa buku itu T__T

Kemudian setelah berhasil lolos dari desakan,saya maju kedepan untuk foto. Sebenernya foto ini diambil RAMEAN, tapi saya crop saja biar agak jelas. Alhamdulillah walau sedikit kabur gambarnya, semoga bisa jadi motivasi saya untuk selalu action dan berjuang agar lebih baik dari sang master kanan. Kemudian, entah keberanian dari mana saya mengutarakan (curhat) mengenai mushola ke beliau -__-" Tapi dengan harga diri tinggi, saya mengatakan bahwa kami tidak meminta, melainkan hanya menawarkan. Beliau hanya mengangguk-angguk. Lalu mengatakan kepada saya bahwa seharusnya jangan pakai proposal, tapi action saja kan tadi udah dikasih tau rumusnya. Saya juga sudah menjelaskan bahwa kami pun akan action dengan berusaha berdagang demi Asy-Syifa tercinta dan kami berharap beliau berniat untuk menjadi donatur. Beliau hanya mengangguk-angguk mengiyakan entah apa artinya. Lalu entah kenapa, dalam hati ada secarik lega. Terlepas dari beliau mau menjadi donatur atau pun..belum :)

Beliau terlihat masih setia menemani peserta-peserta untuk berfoto walau dari wajahnya terlihat bahwa beliau sangat lelah dan butuh istirahat. 1 lagi kekaguman saya kepada beliau, beliau keluar dari hotel tidak diapit bodyguard-bodyguard yang biasanya tak pernah hilang dari orang 'penting'. Keluarbiasaan yang berbalut kesederhanaan itulah luar biasa yang sebenarnya :)


Sepulang dari seminar, saya mensyukuri banyak hal.
Mensyukuri nikmat umur, nikmat waktu, nikmat kesempatan dan nikmat hidup yang Allah kasih.
Karena melalui hal-hal itulah Allah memasukkan momen luar biasa bagi saya ini.

Pelajaran dari sang master yang paling saya ingat.."Kita boleh optimis dan berjuang untuk menjadi yang terbaik, tapi untuk menjadi yang terbaik kita tidak perlu menjatuhkan orang lain..dia baik, tapi saya harus jauh lebih baik." 

Tak henti saya bersyukur.
Sepulang dari seminar, bukan hanya dapat spirit baru atau paradigma pikir yang lebih jernih. Ippho memang seorang pendakwah yang mensyiarkan agamanya dengan cara cerdas dan rendah hati. Tapi ada sosok yang jauh luar biasa dibalik kecerdasan sang master kanan. Sosok yang memang dijadikan sumber pembelajaran beliau,selain Al-Qur'an dan sahabat-sahabat Rasul tentunya. Tak henti shalawat untuk beliau, Rasulullah SAW. Yang risalahnya selalu awet muda, yang sabda sahihnya begitu luar biasa, yang selalu saya rindukan syafaatnya, yang selalu saya rindukan pertemuan dengannya..

Beliau adalah tokoh HEBAT dibalik semua ini. Beliau Muhammad, Rasulullah SAW.

Semoga seminar ini adalah langkah kecil yang akan mempertemukan kita dalam kebaikan besar dan  senantiasa terlindung pada suatu naungan suci yang diridhai Illahi..aamiin.aamiin ya Rabbalalamin :')

(Bengkulu, 16 Januari 2012)

2 Response to "Cerita Di Balik Seminar Berbahaya Mr.RIGHT"

  1. Farahdifa Mardani Says:

    sukaaa :D

  2. SHINTA TRILUSIANI Says:

    hehe..mbak jugo suko pribadi nyo dek ^^b

Posting Komentar

gapapa komen yang pedas..asal dengan kata-kata CERDAS !